4 Mitos Gunung Slamet

Gunung slamet merupakan sebuah gunung berapi yang berbentuk kerucut yang terletak di pulau jawa tengah dan memiliki ketinggian 3.428 mdpl.

Artikel

Gunung slamet terdapat diantara 5 kabupaten seperti banyumas, purbalingga, tegal, brebes, dan pemalang serta menjadi gunung tertinggi di jawa tengah dan juga gunung tertinggi kedua di jawa setelah gunung semeru.

Gunung slamet juga cukup popular dikalangan pendakian, meski memiliki medan yang dikenal cukup sulit, selain itu terdapat cerita-cerita mistis atau mitos yang bikin merinding, namun hal tersebut bukan menjadi halangan untuk dapat mencapai puncak gunung slamet.

4 Mitos Gunung Slamet

Ada beberapa mitos gunung slamet, yang dapat anda pahami sebelum melakukan pendakian. Sehingga anda dapat mengantisipasi agar tidak terjadi hal buruk dan anda dapat mempersiapkan lebih matang untuk melakukan pendakian. Berikut mitosnya, yaitu:

  1. Asal nama puncak surono

Puncak surono merupakan puncak yang tertinggi yang ada di gunung slamet. Asal mula nama puncak karena seorang pendaki yang bernama surono yang dapat mencapai puncak tertinggi, akan tetapi jatuh kedalam jurang. Sehingga diberi nama puncak surono dan terkadang terlihat sosok laki-laki seperti pendaki yang selalu sendirian dan menghilang.

  1. Pos samarantu

Pos samarantu hanya dapat ditemui jika melalui jalur bambangan. Jalur ini sangat terkenal untuk para pendaki. Ada beberapa cerita pada jalur pendakian tersebut, bahwa terdapat pintu gerbang besar yang menuju kerajaan gaib. Karena terdapat dua pohon besar yang seperti sebuah pintu masuk ke alam yang tak kasat mata.

  1. Makhluk kerdil

Jalur pendakian melalui guci merupakan mistis dari makhluk kerdil, yang berasal dari seorang pendaki yang tersesat dan bertahan hidup dengan memakan dedaunan dan buah-buahan, sehingga kehilangan jati dirinya sampai berubah menjadi kerdil.

  1. Pasar hantu

Dibawah puncak gunung slamet terdapat lereng-lereng dari bebatuan dan juga pasir, apabila angina tengah bertiup kencang akan menimbulkan suara berisik dan banyak pendaki yang mendengar suara seperti berada di tengah pasar dan seperti ada transaksi jual beli.

 

Bagi anda yang ingin mendaki ke gunung slamet, alangkah baiknya anda untuk tidak mengganggu dan tidak melakukan hal yang bermacam-macam yang dapat membuat hal yang tidak diinginkan.

 

 

 

Scroll to top