Jenis Baju Adat Jawa dan Filosofinya

Baju adat merupakan alat untuk mengekspresikan identitas suatu daerah. Baju adat ini sering dikaitkan dengan wilayah geografis maupun periode waktu dalam sejarah. Bahkan baju adat ini juga menunjukan status sosial masyarakat, derajat seseorang, perkawinan dan agama. Contohnya adalah pulau jawa yang mempunyai baju adat jawa yang sudah banyak diketahui orang. Dibawah ini adalah macam baju adat jawa dan filosofinya yang perlu kita ketahui.

Table of Contents

1. Kebaya

Pixabay.com

Kebaya merupakan baju adat jawa yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Kebaya bisa berupa baju yang masuk dalam jenis tunik, blus ataupun pakaian atasan kain tradisional yang sering dipakai oleh perempuan.

Biasanya kebaya dibuat dari bahan tipis dengan cara pemakaiannya dikombinasikan dengan menggunakan sarung, songket ataupun kain batik. Kebaya berasal dari bahasa arab yaitu kebaya yang mempunyai arti pakaian.

Ada yang menyebutkan bahwa kebaya merupakan pakaian yang berasal dari tiongkok dan telah mengalami akulturasi budaya pada saat sampai di tanah jawa. Pada masa itu kebaya merupakan simbol aristokrasi yang membedakan antara wanita bangsawan dengan rakyat jelata.

Kebaya sudah ada sejak tahun 1817, walaupun sudah sangat lama tetapi keberadaaan kebaya sampai saat ini tidak pernah hilang. Jadi kebaya menjadi salah satu saksi dari perkembangan zaman di indonesia sejak dahulu sampai sekarang ini.

Kebaya masih ada sampai sekarang karena kebaya tidak pernah berhenti dan modelnya selalu baru. Kebaya tidak hanya sebatas pada gaya klasik saja tetapi disesuaikan tren saat ini.

2. Jawi jangkep

Asal mula pakaian adat ini berasal dari keraton kasunanan Surakarta, baju adat ini sangat kental sekali tampilanya dengan nuansa jawa. Baju adat jawi jangkep ini sudah terdaftar untuk dijadikan baju adat khas dari provinsi jawa tengah. Baju adat ini dirancang khusus untuk di desain bagi wanita dan pria.

Baju adat jawi jangkep terdiri atas dua macam yaitu jawi jangkep padintenan untuk baju keseharian dan jawi jangkep. Baju ini terdiri dari pakaian atasan yang berwarna hitam serta dipakai pada acara formal.

Dan untuk baju adat jawi jangkep padintenan terdiri dari atasan yang berwarna selain hitam. Serta pada acara non formal baju ini diperbolehkan untuk dipakai.

Kelengkapan yang dimiliki oleh baju adat jawi jangkep yaitu :

  • Destar atau blangkon digunakan sebagai penutup kepala
  • Untuk pakaian atasan pada bagian belakang ukurannya lebih pendek karena sebagai tempat untuk menyimpan keris
  • Stagen
  • Timang, Epek dan lerep. Benda ini fungsinya sebagai sejenis ikat pinggang
  • Kain bawahan yang mempunyai corak dan motif disesuaikan dengan yang dipakai oleh pasangan wanitanya
  • Keris atau Wangkingan
  • Selop atau Canilan yang digunakan untuk alas kaki

Sampai saat ini baju adat jawi jangkep masih sering digunakan sebagai pakaian untuk melakukan acara adat.

3. Beskap

Pada mulanya baju adat beskap ini adalah salah satu jenis baju atasan yang ada pada baju adat jawi jangkep seiring dengan perkembangan zaman beskap digunakan secara terpisah. Desain beskap hampir menyerupai kemeja lipat tetapi pada bagian kerahnya tidak bisa dilipat. Kebanyakan beskap berwarna polos pada samping kiri dan kanan terdapat beberapa kancing dengan pola menyamping. Seperti atasan pada jawi jangkep pada bagian belakang beskap lebih tinggi karena sebagai tempat untuk meletakan keris.

4. Surjan

Surjan berbentuk kemeja yang dirancang khusus untuk dipakai kaum pria. Surjan mempunyai motif lurik ataupun bunga. Desain surjan ini mempunyai kerah yang tegak dan lengan panjang. Pada jaman dulu pemakaian surjan hanya terbatas untuk abdi keraton dan bangsawan.

Surjan berasal dari gabungan dua kata yaitu kata suraksa dan kata janma. Surjana memiliki arti manusia, namun ada pula yang beranggapan bahwa kata surjan berasal dari kata siro dan kata jan sehingga mempunyai arti pelita.

Surjan sudah dikenal lama sejak zaman kerajaan islam mataram dan pertama kali diciptakan oleh sunan kalijaga. Beberapa jenis pakaian adat ini memiliki makna yaitu :

  • 6 buah kancing yang terdapat pada kerah memiliki makna sebagai 6 rukun iman orang islam
  • 2 kancing yang terletak pada dada kanan dan kiri memiliki arti dari 2 kalimat syahadat
  • 3 kancing yang letaknya pada bagian dekat perut diartikan sebagai nafsu manusia yang harus dikendalikan

5. Kanigaran

Pixabay.com

Kanigaran dirancang khusus untuk pakaian pengantin. Pakaian adat ini banyak diminati oleh calon pengantin karena makna filosofisnya. Biasanya pakaian adat ini disesuaikan dengan status sosial. Penggolongan ini terjadi khususnya pada pakaian adat jawa barat yang mempunyai mayoritas penduduknya sunda. Untuk jenis penggolongannya terdiri dari beberapa macam yaitu :

Baju adat bangsawan

Di Jawa barat terdapat pakaian adat yang dikhususkan untuk bangsawan. Tidak sembarang orang bisa mengenakan pakaian ini, material yang digunakan untuk membuat baju adat ini adalah beludru dengan model jas, sedangkan untuk perempuannya mengenakan gaun atau kebaya berwarna gelap dengan jahitan benang emas pada tepinya.

Baju adat kaum menengah

Baju adat jawa barat ini dikhususkan untuk kaum menengah yaitu kelompok orang yang   kehormatannya dibawah bangsawan dan diatas rakyat jelata. Baju adat yang dipakai oleh pria yaitu baju yang mempunyai belahan dada pada bagian atasnya. Bagian bawahnya menggunakan kain batik. Sedangkan untuk wanita menggunakan atasan kebaya dengan aksesoris dan bawahannya menggunak kain yang bermotif sama dengan pria.

Baju Adat kaum jelata

Pakaian adat ini pada laki-laki menggunakan sarung yang disilangkan di atas bahu dan tutup kepalanya menggunakan logen. Sedangkan wanitanya mengenakan kebaya pada bagian atas, dan bagian bawahnya menggunakan jarik.

Itulah beberapa baju adat Jawa yang perlu untuk kita ketahui bersama, walaupun sekarang sudah banyak orang hanya mengetahui baju adat dari jawa ini di acara pernikahan atau acara kebudayaan. Karena sekarang banyak jasa jersey printing yang membuat aneka jersey yang menarik untuk digunakan sehari-hari ataupun untuk kegiatan olahraga.

 

Scroll to top