Kala memasuki bulan Sya’ban, pastilah banyak orang yang mulai mendekatkan diri kembali pada Allah dan melakukan banyak ibadah atau bahkan bertaubat pada-Nya di bulan ini. Sebab, bulan ini merupakan bulan sebelum Ramadhan yang sudah sangat dinantikan umat Muslim seluruh dunia pada setiap tahunnya. Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal manusia ke hadirat Allah SWT.
Pada bulan ini pula, Allah menurunkan ayat tentang anjuran agar manusia senantiasa membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan dan kondisi seperti apapun. Ayat terkait itu adalah QS. Al Ahzab ayat 56, yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat pada Rasulullah SAW. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salah penghormatan”.
Bulan ke delapan pada kalender Islam ini memiliki beberapa keistimewaan, terutama pada penggalan atau pertengahan bulannya yang disebut sebagai Nisyfu Sya’ban. Nisyfu Sya’ban secara harfiah berarti hari atau malam pertengahan Sya’ban. Merujuk pada artinya pasti sudah banyak yang paham, bahwa hari yang istimewa ini jatuh pada tanggal 15 Sya’ban.
Dalam bulan inilah, khususnya pada pertengahan Sya’ban atau Nisyfu Sya’ban, terdapat banyak sekali keutamaan yang bisa didapatkan oleh mereka yang tidak melewatkannya begitu saja. Mereka yang melewatkan malam atau hari menuju Nisyfu Sya’ban, maka merekalah yang akan mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut. Apa saja keutamaan Nisyfu Sya’ban?
-
Allah turunkan banyak kebaikan
Allah akan menurunkan banyak sekali kebaikan berupa pertolongan (syafaat), ampunan (maghfirah, dan pebebasan dari siksaan di akhirat kepada seluruh hamba-Nya yang berbuat baik, khususnya pada malam Nisyfu Sya’ban. Itula mengapa, bulan ini juga dinamakan sebagai bulan yang baiik. Malam Nisyfu sya’ban juga diberikan nama yang berbeda sesuai dengan nilai kebaikan yang dilakukan.
Pada malam ke-13 Sya’ban, Allah SWT memberikan sebanyak tiga syafa’at kepada seluruh hamba-Nya yang berbuat kebaikan. Kemudian pada malam ke-14 Sya’ban, Allah berikan kembali syafa’at seluruhnya secara utuh. Itulah mengapa seluruh hamba Allah wajib meminta ampunan dan senantiasa melakukan kebaikan.
-
Pengampunan dari Allah pada hamba-Nya yang meminta
Seperti yang sudah disinggung juga sebelumnya, bahwa malam Nisyfu Sya’ban adalah malam penuh ampunan atau bisa dikatakan juga malam maghfirah. Sebab, pada malam itulah Allah menurunkan segala ampunannya kepada seluruh hamba-Nya, khususnya bagi hamba-Nya yang shaleh dan selalu mengutamakan-Nya dan kecuali pada 6 golongan.
Berdasarkan riwayat Ibnu Ishak dari Annas bin malik, Rasulullah pernah memanggil Aisyah dan memberitahukan terkait Nisyfu Sya’ban. Berkata Rasulullah pada Aisyah ra, “Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat malam ini? Malam mini adalah malam di mana Allah yang maha Agung memberikan pembebasan dari api neraka pada semua hamba-Nya, kecuali pada enam kelompok”.
Mereka yang termasuk dalam enam kelompok tersebut adalah orang-orang yang mencerca orang tuanya, orang-orang yang membangun berbagai tempat zina, para peminum minuman keras yang tak kunjung bertaubat, para pedagang yang semena-mena menaikkan harga dagangannya, para petugas pajak yang tidak jujur atas pekerjaannya, serta sekelompok orang yang sering melakukan fitnah.
-
Mengangkat segala kesusahan manusia
Dalam kehidupan di dunia, manusia kerp mengalami kesusahan yang tidak semua orang mampu menghadapinya. Mereka yang menerima ujian dan menghadapi kesusahan tersebut secara ikhlas dan tidak mudah mengeluarkan sumpah serapah pada Sang Maha Pencipta, maka saat ia berdoa pada bulan ini, niscaya Allah akan senantiasa mengangkat segala kesusahan yang memberatkan hidupnya.
-
Diangkatnya semua catatan amalan manusia
Pada Nisyfu Sya’ban, malaikat penctatan amalan manusia sehari-hari, yaitu Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalannya pada Allah SWT. Catatan amalan manusia yang beiri amalan setahun tersebut diserahkan pada Allah untuk dikumpulkan. Kemudian diganti dengan catatan kosong yang baru untuk mencatatan amalan-amalan manusia untuk tahun berikutnya.
-
Puasa Sya’ban penyempurna puasa Ramadhan
Rasulullah suatu ketika pernha ditanya oleh seorang sahabatnya, “Adakah puasa yang paling utama setelah Puasa Ramadhan?” Kemudian, Rasulullah menjawab, bahwa puasa Sya’ban adalah penyempurna puasa Ramadhan. Dari kisah tersebut, dijelaskan bahwa puasa pada bulan Sya’ban sebelum bulan Ramadhan lebih istimewa dibandingkan dengan bulan mulia lainnya.
Rasulullah SAW menyampaikan pada sahabatnya, bahwa berpuasa pada bulan Sya’ban bertujuan unutk mengagungkan bulan Ramadhan. Ada juga yang menggambarkan puasa Sya’ban serupa menjalankan shalat sunnah Rawatib sebelum shalat Maktubah. Jadi, puasa Sya’ban bisa dikatakan sebagai media praktik sebelum betul-betul melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
Itulah beberapa keutamaan pada bulan Sya’ban, khususnya pada Nisyfu Sya’ban. Oleh karenanya, laksanakanlah berbagai amalan dan kebaikan sebanyak-banyaknya, serta dengan ikhlas mengerjakannya. Jika melaksanakan amalan tersebut dijalankan dengan ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah, maka niscaya Allah akan memberikan keutamaan tersebut pada mereka yang bersungguh-sungguh dan tulus.