Omset Berlimpah, Yuk Simak Cerita Bumdes Jaya Mandiri Tasikmalaya Sukses Kelola Sampah

Penumpukan sampah hingga pembuangan sampah sembarangan masih menjadi momok yang tidak kunjung reda sejak beberapa tahun silam. Bahkan kian tahun justru volume sampah terus meningkat tanpa ada tanda pengurangan sedikitpun. Menyadari semakin parah, Bumdes Jaya Mandiri Tasikmalaya berusaha mengembangkan sebuah usaha dengan mengolah sampah yang tadinya tidak bernilai berubah menjadi sangat bernilai.

Table of Contents

Awal Mula Terciptanya Ide Bisnis Pengolahan Sampah

Setiap harinya, manusia terus menghasilkan sampah entah itu organik maupun non organik dalam jumlah yang berbeda. Bayangkan berapa banyak sampah yang menumpuk setiap harinya jika satu orang saja menghasilkan beberapa kilogram sampah. Dalam satu rumah saja, kemungkinan angkanya sudah sangat besar. Belum lagi jika sampah yang berasal dari tempat umum seperti Mall ataupun penginapan, tampaknya hanya bisa membuat anda geleng geleng kepala.

Namun perlu diingat bahwa ini hanyalah sampah yang hanya memang dibuang di tempat sampah saja. Pasalnya budaya membuang sampah pada tempatnya masih belum bisa dilaksanakan dengan maksimal di negera ini. Buktinya saja, di beberapa sudut kota masih ditemukan tempat kumuh akibat penumpukan sampah yang memang dibuang sengaja di tempat yang tidak seharusnya.

Umumnya sampah tersebut akan diangkut oleh petugas dan akan dibuang ke TPA agar dikelola dengan baik dan tepat. Namun tidak dengan sampah yang memang tidak terbuang pada tempatnya, yang kemungkinan tidak ikut terlihat dan dibiarkan menumpuk setiap harinya. Bahkan aksi kerja bakti seakan tidak bisa menuntaskan permasalahan tersebut, pasalnya sampah akan terus dihasilkan setiap hari dan akan terus berulang.

Minimnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, tampaknya mendapatkan perhatian khusus bagi golongan tertentu. Bumdes Jaya Mandiri Tasikmalaya contohnya, yang berusaha mengembangkan usaha baru di bidang pengolahan sampah yang sudah tidak ada nilainya. Ide brilian ini didasari dari rasa kepedulian terhadap lingkungan, setelah menyadari banyaknya sampah yang terlihat berceceran di Lapangan Manonjaya.

Padahal lapangan tersebut seringkali dijadikan sebagai lokasi terbaik untuk melangsungkan acara yang ramai dikunjungi masyarakat. Di saat yang sama, orang yang kurang peduli pada lingkungan dengan seenaknya membuang sampahnya dimanapun dirinya berada. Alhasil, lapangan ini pun diselimuti bau sampah dan mengurangi kenyamanan pengunjung. Namun kini tidak perlu khawatir, sebab semua sampah tersebut telah dituntaskan dengan baik.

Tidak ada yang pernah menyangka jika ide bisnis pengolahan sampah yang terlihat biasa ini berjalan sempurna. Mendengar ide tersebut, bahkan pihak desa memberikan fasilitas pendukung agar ide tersebut segera terealisasikan. Alhamdulillah, sejak saat itu bisnis pengolahan sampah terus mengalami kemajuan dan terus berkembang. Bahkan jumlah sampahnya yang mencapai berton ton tersebut, tampak tersapu bersih.

Olahan sampah yang tidak bisa dikatakan sedikit tersebut, kini sudah didistribusikan ke luar daerah. Dengan kata lain aktifitas ini bukanlah sekedar bisnis semata, namun juga aksi nyata menyelamatkan lingkungan sekitar berkat sampah yang terus diolah. Kini bisnis mengolah sampah ini kian berkembang, yang ditandai adanya kerjasama antara pihak Bumdes Jaya Mandiri Tasikmalaya dengan bank sampah Ciamis untuk membuat MOU khusus mengambil sampah pet.

Semua sampah tersebut nantinya diambil untuk kemudian diproses dengan cara di pres lalu hasilnya akan dikirimkan ke pabrik yang ada di kawasan Bandung. Contohnya saja seperti Pabrik Subur, Pabrik Kahatex, dan masih ada beberapa pabrik lain yang sekiranya dapat membayar dengan harga tinggi untuk hasil press tersebut. Tentu saja keuntungan dari hasil press tersebut memiliki nilai yang cukup menggiurkan.

Bisnis Pengolahan Sampah Semakin Berkembang

Bisnis yang mulai beroperasi sejak tahun 2019 lalu ini, setidaknya mampu mengolah sampah sekitar 5 ton sampah setiap bulannya. Namun lambat laun, jumlah sampah yang bisa diolah terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bagaimana tidak, sekarang bisnis ini bahkan sudah bisa mengolah sampah sekitar 12 ton dalam sebulannya. Walaupun saat ini hanya bisa mengolah sampah non organik, namun rasanya sudah lumayan.

Mengingat sampah organik tidak kalah berlimpah, tampaknya Bumdes Jaya Mandiri Tasikmalaya berniat untuk terus mengembangkannya khusus untuk sampah organik di masa mendatang. Namun impian tersebut harus dipikirkan dengan matang, pasalnya pengolahan sampah organik dan non organik cukup berbeda. Menurut Rukman selaku direktur dari Bumdes di Tasikmalaya ini, mereka harus menyiapkan mesin pencacah khusus.

Mesin tersebut nantinya berfungsi untuk mengolah sampah organik dari sampah pasar sayuran dan buah buahan, sampah organik bekas catering, dan masih banyak lagi jenis sampah organik lainnya. Beruntungnya sudah ada penawaran sekitar Rp. 125 jutaan untuk mesin pencacah idaman, namun tampaknya harga tersebut masih dianggap tinggi. Alhasil beliau ingin merealisasikannya taun depan, mengingat harganya yang melambung tinggi.

Keberhasilan bisnis Bumdes Jaya Mandiri Tasikmalaya tidak luput dari manajemen pengolahan sampah yang terencana dengan baik. Mulai dari pembelian setiap bahan baku pengolahan, penghitungan penyusutan, hingga berapa besaran gaji yang diberikan kepada setiap tenaga kerja telah dikelola dengan cara profesional. Bahkan sejak berdirinya bisnis ini, secara tidak langsung masyarakat mendapatkan dampak positifnya.

Dikatakan sebagai dampak positif, karena bisnis tersebut memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja disana. Sebab pihaknya seringkali merengkrut para ibu yang masih belum memiliki kegiatan, sehingga daripada menganggur bisa membantu membersihkan sampah botol yang kotor untuk mendapatkan penghasilan. Selain bisnis tetap berjalan, para pekerja ini pun merasa terbantu dengan adanya pengolahan sampah ini.

Dapat bertahan hingga saat ini, semua keberhasilan yang sudah dicapai tentunya berkat kerja keras dan tujuan yang sama untuk menyelamatkan lingkungan. Bahkan Bumdes Jaya Mandiri Tasikmalaya juga berterima kasih berkat dukungan Kepala Desa, LPM, dan BPD yang tidak henti memberikan motivasi agar bisnis terus berkembang. Benar, kini bisnis ini telah bergerak di beberapa bidang seperti toko kelontong hingga toko ATK sekalipun.

Permasalahan terkait penumpukan sampah memang masih menjadi perbincangan hangat tiada berujung. Beruntungnya Badan Usaha Milik Desa dari Tasikmalaya memiliki ide brilian untuk mengolah sampah non organik menjadi bisnis menggiurkan. Kian bertambahnya tahun, bisnis ini pun semakin berkembang dan bisa mengolah sampah hingga berton ton banyaknya. Tampaknya kisah inspiratif ini perlu dicontoh dan diterapkan di daerah lainnya.

Scroll to top